Perbedaan Kinerja Antara Baterai Timbal Murni, Baterai Bermuatan Tinggi, dan Baterai Biasa
Baterai timbal murni:
Karakteristik baterai timbal murni adalah menggunakan ingot timbal untuk mencetak kisi-kisi pelat, tanpa menambahkan unsur lain seperti kalsium, timah, dan aluminium. Hal ini menghasilkan ketahanan korosi yang kuat dan secara teoritis masa pakai yang lebih lama. Akan tetapi, karena timbal murni bersifat lunak, tingkat kerusakannya tinggi selama proses pembuatan, dan pelatnya mudah berubah bentuk. Oleh karena itu, baterai timbal murni belum mencapai produksi massal.
Baterai tingkat tinggi:
Baterai berdaya tinggi dirancang dengan pelat tipis dan jumlah pelat yang lebih banyak, sehingga cocok untuk baterai besar dan memberikan kinerja pengosongan daya jangka pendek yang sangat baik. Baterai ini biasanya dievaluasi berdasarkan indeks pengosongan daya 15 menit untuk aplikasi daya tinggi. Namun, kinerjanya relatif buruk dalam skenario pengosongan daya jangka panjang dan arus rendah. Pengembangan di masa mendatang bertujuan untuk menciptakan baterai yang cocok untuk aplikasi daya sangat tinggi.
Baterai biasa:
Desain baterai konvensional secara tradisional berfokus pada efektivitas biaya dan fleksibilitas. Baterai dirancang untuk desain ekonomis yang komprehensif, dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti efisiensi 10% dan kapasitas nominal 20 jam. Pendekatan desain ini bertujuan untuk menyeimbangkan kinerja dan efektivitas biaya.
Apa perbedaan antara pelat timbal murni dan pelat biasa?
Perbedaan antara pelat timbal murni dan pelat biasa yang ada di pasaran dapat dijelaskan dari aspek berikut:
Komposisi bahan:
Pelat timah murni: Terbuat dari bahan timah murni, kisi-kisi langsung dicetak dari batangan timah.
Pelat biasa: terbuat dari bahan paduan kuartener timbal, kalsium, timah, aluminium.
Kinerja proses manufaktur:
Pelat timah murni: Karena penggunaan bahan timah murni, pelat ini tidak mudah dibentuk dan kinerja proses pembuatannya buruk.
Piring biasa: Proses pembuatannya matang dan stabil, dan hasilnya tinggi.
Daya tahan baterai:
-Pelat timah murni: secara teori masa pakai baterai lebih lama.
Plat biasa: Daya tahan baterai relatif pendek.
Efektivitas biaya:
-Pelat timah murni: Kinerja proses pembuatannya buruk, tetapi masa pakai baterainya lama dan rasio harga/kinerjanya relatif tinggi.
Pelat biasa: Proses pembuatannya matang dan stabil, dengan hasil tinggi dan kinerja biaya yang sangat baik.
Baterai berdaya tinggi menawarkan beberapa keuntungan, termasuk:
Pengisian cepat: Dibandingkan dengan baterai standar, baterai berkecepatan tinggi dapat diisi dengan lebih cepat, sehingga memfasilitasi pengisian cepat.
Tingkat pengosongan tinggi: Baterai ini dapat menyediakan daya tingkat tinggi dalam waktu singkat, membuatnya cocok untuk aplikasi berkinerja tinggi seperti kendaraan listrik, perkakas listrik, dan drone.
Ringan: Banyak baterai berdaya tinggi dirancang agar ringan, yang menguntungkan untuk perangkat portabel dan aplikasi yang mengutamakan bobot.
Kepadatan energi tinggi: Baterai berdaya tinggi tetap dapat menyediakan kepadatan energi relatif tinggi meskipun laju pengosongannya tinggi, sehingga memberikan keseimbangan yang baik antara daya dan kapasitas.
Siklus hidup panjang: Beberapa baterai berdaya tinggi didesain untuk memiliki siklus hidup panjang, artinya baterai dapat diisi dan dikosongkan beberapa kali sebelum kinerjanya turun signifikan.
Secara keseluruhan, baterai berdaya tinggi ideal untuk aplikasi yang memerlukan pengisian cepat, daya keluaran tinggi, dan desain ringan.
Singkatnya, baterai timbal murni memiliki ketahanan korosi yang kuat dan potensi masa pakai yang lebih lama, tetapi menghadapi tantangan dalam pembuatan dan produksi massal. Baterai dengan daya tinggi bekerja dengan baik dalam kinerja pengosongan daya jangka pendek, tetapi memiliki keterbatasan dalam skenario pengosongan daya arus rendah dan jangka panjang. Baterai konvensional dirancang dengan fokus pada efektivitas biaya dan keserbagunaan, yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan antara kinerja dan pertimbangan ekonomi.